Bertempat di Kediaman Mempelai Wanita - Desa Lamuk RT 09 RW 05, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga.

Bertempat di Kediaman Mempelai Wanita - Desa Lamuk RT 09 RW 05, Kecamatan Kejobong, Kabupaten Purbalingga.

Bertempat di Kediaman Mempelai Pria - Purwareja RT 04 RW 12, Kecamatan Purwareja Klampok, Kabupaten Banjarnegara

Waktu itu, kami hanyalah dua remaja yang sibuk mengejar masa depan, masih duduk di bangku kelas dua belas. Pertemuan itu sangat sederhana, di sebuah rumah makan yang dipertemukan oleh seorang sahabat. Namun tak pernah kami sangka akan menjadi awal dari kisah panjang ini. Tak ada rasa yang istimewa, hanya sapaan singkat dan tawa kecil yang berlalu begitu saja. Sejak hari itu, obrolan ringan di BBM berubah menjadi percakapan yang selalu dinanti. Sedikit demi sedikit, tanpa kami sadari, jarak itu memudar dan kedekatan tumbuh menjadi sesuatu yang tak lagi bisa disebut kebetulan.

Tahun 2018 menjadi bab baru dalam perjalanan kami.
Takdir kembali bermain dengan caranya yang manis membawa kami berdua ke kota yang sama “Yogyakarta” kota yang hangat dan penuh kenangan. Dan lucunya, langkah kami seolah dijahit oleh semesta: kampus, fakultas, program studi bahkan duduk di kelas yang sama pula. Seakan Tuhan sedang tersenyum kecil, menyembunyikan rencana besar di balik kebetulan yang tampak sepele. Awalnya, tak ada yang tahu tentang hubungan kami. Karena kami hanya dua mahasiswa yang tampak akrab, datang ke kampus bersama, berbagi tawa di parkiran, dan kadang tanpa bisa disembunyikan sedikit mencuri pandang di sela-sela perkuliahan. Namun waktu punya cara untuk membocorkan rahasia. Tatapan yang terlalu lama, senyum yang terlalu tulus, dan cara menatapnya yang tak bisa disamarkan lagi, akhirnya membuat semua orang tahu bahwa kami bukan sekadar teman, kami adalah dua hati yang telah lama saling menemukan.

Kami menapaki hari-hari di perantauan sebagai satu perjalanan yang penuh warna. Masa-masa itu bukan sekadar tentang kuliah melainkan tentang belajar bertahan, mencari pengalaman dengan bekerja, lelah yang dibagi bersama hingga terus menumbuhkan cinta di tengah tantangan yang kadang tak terduga. Di tengah semua itu, kami tak pernah benar-benar sendiri. Sahabat dan keluarga menjadi cahaya yang menuntun, memberi semangat ketika langkah terasa berat, dan doa mereka selalu mengalir lembut, menemani setiap mimpi yang kami rajut.

Tahun ini membawa kejutan yang tak terduga.
Kami yang dulu enggan terburu-buru menatap masa depan, terdiam sejenak saat Adit, bersama keluarga besar, datang membawa sebuah janji — melamar di rumah, di hadapan doa dan senyum yang hangat. Rencana itu sesungguhnya telah lama tersimpan, namun baru di momen ini rasanya semua menjadi nyata, seperti mimpi yang akhirnya disentuh oleh tangan kehidupan.

Akhirnya, di penghujung tahun 2025, kami memutuskan untuk menapaki bab baru: menikah. Perjalanan lebih dari delapan tahun ini tak selalu mulus, pernah tersandung, putus nyambung, saling menoreh kecewa dan luka. Namun entah bagaimana, kami selalu kembali, lagi dan lagi, seperti sungai yang menemukan jalannya ke laut. Dan kini, setelah semua perjalanan panjang itu, kami tiba di titik terindah: sebuah status baru, sebagai pasangan yang bersatu dalam ibadah terpanjang, mengikat hati bukan hanya oleh cinta, tapi oleh ridha dan berkah-Nya. 🤍